10. Keberhasilan dan Kegagalan Megawati S. Putri
KEBERHASILAN DAN KEGAGALAN MEGAWATI SOEKARNO PUTRI
Sebelumnya,
Megawati Soekarnoputri pernah menjabat sebagai Wakil Presiden 1999-2002 &
sebagai Presiden RI 2002-2004. Track Record Megawati selama
memimpin RI yang hanya selama 2 tahun :
1. Mendirikan
Lembaga pemberantas korupsi KPK pada tahun 2003, karena Megawati Soekarnoputri
melihat institusi Jaksa & Polri saat itu terlalu kotor, sehingga untuk
menangkap koruptor dinilai tak mampu, namun jaksa dan Polri sulit dibubarkan,
sehingga dibentuk lah KPK.
2. Menghentikan
aktivitas pertambangan Freeport di Papua karena dianggap melanggar aturan
Internasional tentang AMDAL (dampak lingkungan). Lantas anehnya kemudian aktivitas
Freeport dibuka kembali di masa rezim SBY-JK.
3. Menghentikan
kontrak pertambangan minyak Caltex di Blok Natuna Kepri. Anehnya, kemudian
kontrak Natuna disambung kembali oleh SBY-JK diberikan kepada ExxonMobile.
4. Menghentikan
kontrak pertambangan Migas Caltex di Riau daratan. Anehnya, kemudian kontrak
migas Riau disambung kembali oleh SBY-JK dan diberikan kepada Chevron.
5. Membubarkan
BUMN terkorup pada masa itu yaitu Indosat karena merugikan negara puluhan
Trilyun & banyak praktek ilegal di Indosat. Asset dari pembubaran BUMN
korup Indosat kemudian dipakai untuk membayar hutang negara yang saat itu jatuh
tempo. Kemudian sebagai ganti Indosat dibuat lembaga yang lain yaitu Satelindo.
6. Menangkap 17
jenderal korup (termasuk jenderal ketua PBSI) yang dicokok langsung saat Thomas
Cup di Singapura, dan menangkap Ketua Partai Golkar Akbar Tanjung yang terlibat
korupsi dana JPS senilai Rp40 milyar. Dampaknya, pada pemilu berikutnya
Megawati dijegal Black Campaign buatan Golkar sebagai balas dendam dari para
jenderal & partai Golkar.
7. Megawati
membawa Indonesia berhasil keluar dari IMF pada tahun 2003 yang menandakan
Indonesia sudah keluar dari krisis 1998 dan Indonesia yang lebih mandiri.
Berani menghentikan hutang baru. (Zero hutang / tidak meminjam selama
kepemimpinannya).
8. Menangkap 21
pengemplang BLBI antara lain : David Nusa Wijaya, Hendrawan, Atang Latief, Uung
Bursa, Prayogo Pangestu, Syamsul Nursalim, Hendra Rahardja, Sudwikatmono, Abdul
Latief, dsb… (BLBI dikucurkan oleh Suharto tahun 1996 sebesar 600 Trilyun). Namun
dalam masa rezim SBY-JK, para pengemplang BLBI tersebut diundang ke istana oleh
SBY-JK tahun 2007 dengan istilah “gelar karpet merah” undangan jauman makan.
Dan lepaslah para pengemplang yang merugikan negara tersebut.
9. Mega
mengeluarkan Keppres no 34 Tahun 2004 tentang penertiban bisnis TNI. Dimana
aparat TNI sering dipakai untuk memback-up ilegal logging & kejahatan
lainnya ditindak tegas dengan pemecatan ditambah kurungan penjara.
10. Mendirikan
Akademi Intelijen yang pertama di Indonesia.
11. Melakukan
pembangunan infrastruktur yang vital setelah pembangunan berhenti sejak 1998.
Diantaranya Tol Cipularang (Cikampek-Bandung) sekaligus dalam rangka peringatan
KAA, Jembatan Surabaya Madura (Suramadu), Tol Cikunir, Rel ganda kereta api.
Dimulainya membenahi sistem transportasi dengan Busway di Jakarta. (selanjutnya
Jembatan Suramadu rampung pembangunannya setelah Mega selesai menjabat).
12.
Mengembalikan proporsi pendapatan
Gas Arun sebagian besar kepada rakyat Aceh dengan status daerah Otonomi Khusus
dan menangkap petinggi GAM dan anggota GAM yang bersenjata dan yang sering
melakukan pembakaran dan penarikan pajak tidak sah, dengan melibatkan wartawan
dan jurnalis untuk pengecekan pelanggaran HAM. Berhasil membebaskan turis yang
disandera GAM. Sepertinya ibu Megawati sudah lama memikirkan Aceh, dan pidato
Ibu Presiden Cut Nyak Megawati di Aceh menggelegar di siang bolong membangunkan
dan memberikan harapan bagi rakyat Aceh.
Namun
pada sisi lain, banyak juga hal yang gagal dicapai Megawati dalam masa pemerintahannya.
Salah satu hal yang paling mencolok
dalam pemerintahan Megawati Soekarnoputri adalah tentang maraknya privatisasi
BUMN. Kebijakan privatisasi Badan Usaha Milik Negara (BUMN) secara umum dapat
diartikan bahwa kepemilikan BUMN oleh negara dihilangkan atau paling tidak
diminimalisir karena kepemilikan atau pengelolaan berpindah ke tangan swasta.
Kepemilikan publik berubah menjadi kepemilikan privat. Hal ini dapat dikatakan
menyimpang karena pada dasarnya BUMN adalah salah satu sarana pemasukan kepada
Negara yang harus dipertimbangkan dengan seksama.
Penyimpangan ini terjadi misalnya
dalam kebijakan privatisasi PT. Semen Gresik dan PT Indosat. Privatisasi juga
banyak dikecam karena dipandang merugikan negara triliunan rupiah akibat harga
jualnya yang terlalu murah. Keputusan pemerintah pada waktu itu untuk menjual
PT Semen Gresik dan PT Indosat sebagai cara cepat untuk mendapatkan dana segar
guna menutupi defisit APBN cenderung tidak menunjukkan langkah strategis ke
depan yang ingin dicapai pemerintah dalam konteks perencanaan pembangunan,
khususnya di sektor industri. Privatisasi tersebut juga sangat elitis dan tidak
melibatkan partisipasi masyarakat luas dalam hal kepemilikan saham.
Banyak kalangan menilai pemerintahan
Megawati gagal, walaupun Megawati berpendapat bahwa Ia hanya meneruskan
pemerintahan Abdurrahman Wahid sehingga tidak optimal. Kegagalan itu dapat
dilihat dari aksi-aksi mahasiswa yang mengkritisi pemerintahan Megawati saat
itu menunjukkan eskalasi. Protes mahasiswa menyangkut prakti KKN yang diindikasikan
semakin marak, privatisasi BUMN yang semakin intensif, penanganan BLBI yang
terkesan kian longgar, serta harga-harga barang yang terus membumbung. Hal ini
juga terkait dengan kebijakan pemerintah yang menaikan harga BBM dan kemudian
disusul kenaikan TDL dan telepon sehingga kehidupan, khususnya kaum bawah
menjadi susah.
Tanpa disimpulkan, kegagalan dapat
pula terlihat dengan menurunnya suara PDI-P pada pemilu 2004 dan kegagalan
Megawati untuk terpilih menjadi presiden pada periode berikutnya. Hal ini
adalah indikasi kepercayaan rakyat yang menurun dengan melihat penyelenggaraan
pemerintahan sebelumnya.
Masalah-masalah
lainnya bisa dijelaskan sebagai berikut :
a) Kinerja
megawati dalam memimpin pemerintahan (2001-2004) memang tidak bisa membuktikan kepada
publik bahwa ia memiliki kesamaan kapasitas dengan gaya kepemimpinan bung
Karno.
b) Kekecewaan
simpatisan partai dari kalangan wong cilik terhadap anggota-anggota parlemen
yang tidak mengesankan layaknya wakil rakyat.
c) Buntut
kasus pengesahan pelantikan kepala daerah. Contohnya aksi pemecatan terhadap
kader PDI perjuangan di sumatera selatan dan riau akibat sinyalemen pembelotan
dan menerima suap dalam pemilihan gubernur, dan dilanjutkan dengan sikap
megawati yang enggan melantik gubernur terpilih. Sebutlah selama tiga bulan
Gubernur sumsel yang terpilih pada 4 Agustus 2003 tidak dilantik, dan baru
dilantik pada 7 Oktober 2003.
d) Kecenderungan
megawati tidak merestui gubernur terpilih bila di luar kehendak pimpinan PDI
Perjuangan Jakarta. Atau yang paling anyar adalah peristiwa kekerasan massal di
tegal sebagai buntut kekecewaan kader PDI Perjuangan atas kekalahan di dalam
pemilihan kepada daerah pada 19 Januari 2004.
e) Sifat
megawati yang pendiam dalam memimpin pemerintahan sebenarnya jelas-jelas ridak
relevan lagi untuk dipertahankan. Dan dalam pemilihan presiden yang kedua
hendaknya megawati tidak lagi mengulangi sikap di tahun 1999.
f) Penyalahgunaan
kekuasaan dan korup. Ini karena maraknya praktek penyalahgunaan kekuasaan dan
perilaku korup di dalam tubuh birokrasi pemerintah. Fakta ini bukan sekadar
tudingan, karena berbagai laporan resmi dari institusi pengawasan keuangan dan
lembaga-lembaga internasional seing mengemukakan indikasi kuat bahwa negeri ini
masih merupakan negara terkorup.
g) Diskriminatif
dan “Vested Interest”, dua hal yang sebenarnya paling diharamkan dlaam usaha
mewujudkan good governance. Praktis apa yang terjadi pada saat ini adalah
berkembangnya fenomena building block bagi kepentingan partai-partai politik di
dalam birokrasi pemerintah. Gejalanya pun sudah nampak ke permukaan. Misalnya
dengan memanfaatkan kedudukan di birokrasi, ada kecenderungan di kalangan
birokrat yang juga politisi partai tertentu itu untuk memberikan keuntungan
kepada partai politik secara ilegal.
h) Mengeluh
dan menyalahkan masa lalu. Megawati kerap kali melontarkan keluhan,
menuding dan mengemukakan apologi
sebagai kesalahan masa lalu ketika situasi ekonomi, politik dan keamanan belum
menunjukkan perbaikan. Keluhan dan apologi itu seolah-olah sudah menjadi
“senjatanya” di dalam menghadapi tahapan kritik dari publik.
Izin untuk sumber tugas Sejarah Indonesia :)
BalasHapus